Tuesday, September 15, 2015

Deskripsi Singkat Pembangunan Gereja Tahun 1900


Manuskrip “Korte omschrijving van de stichting de nieuwe Roomsch Katholieken Kerk te Soerabaja”




Catatan Mengenai Manuskrip

1. Manuskrip berbahasa Belanda ini terdiri atas 4 lembar kertas folio, tulisan tangan dengan coretan-coretan penambahan keterangan, tanpa keterangan tanggal penulisan, dalam rangka apa, dan tentang siapa penulisnya. Manuskrip berbicara mengenai proses konstruksi pembangunan dari awal hingga nyaris selesai, dan sedang menanti pemasangan jam yang akan datang dari Eropa dan yang akan dihubungkan dengan salah satu lonceng di menara. Berdasarkan manuskrip “Jurnal Pembangunan (4 April 1899 – 5 Agustus 1900)”, jam menara itu diterima pada tanggal 17 Juli 1900. Berdasarkan hal itu, penulisan naskah ini mestinya dilakukan sebelum tanggal 17 Juli 1900, kemungkinan dimaksudkan sebagai bahan suatu laporan dan atau reportase pada saat gereja nanti diresmikan. Melihat coretan-coretan penambahan dan koreksi, tampaknya naskah itu bukan teks final. Tetapi bagaimanapun, informasi di dalamnya sangat berharga.

2. Tanggal Peletakan Batu Pertama
Dalam manuskrip ini disebutkan bahwa peletakan batu pertama dilakukan secara meriah pada tanggal 16 Agustus 1899. Tetapi arsip dokumen tentang peletakan batu pertama yang tersimpan di Kepanjen memberikan bukti yang berbeda, yakni bahwa peletakan batu pertama dilakukan bukan tanggal 16 Agustus 1899, melainkan tanggal 17 September 1899. Agak terasa janggal untuk peristiwa sepenting itu. Tetapi mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dalam kumpulan arsip manuskrip-manuskrip Kepanjen terdapat 3 (tiga) naskah manuskrip mengenai peletakan batu pertama:
1. Naskah Peletakan Batu Pertama tertanggal 16 Agustus 1899 (dalam bahasa Belanda, tidak terdapat tandatangan-tandatangan), dapat disebut sebagai Draft Pertama.
2. Naskah Peletakan Batu Pertama tertanggal 13 September 1899 (dalam bahasa Latin, tidak terdapat tandatangan-tandatangan), dapat disebut sebagai Draft Kedua.
3. Naskah Peletakan Batu Pertama tertanggal 17 September 1899 (dalam bahasa Latin, ditandatangani oleh 13 orang), dapat disebut sebagai Dokumen Otentik.

Melihat adanya perubahan penggunaan bahasa dalam manuskrip, dari bahasa Belanda menjadi bahasa Latin, bahasa resmi Gereja Katolik, dan terdapatnya tanda tangan dalam naskah, mungkin dapat dijelaskan begini: semula peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja di Tempelstraat (sekarang Jalan Kepanjen) direncanakan untuk dilakukan pada 16 Agustus 1899. Namun rupanya belum siap, dan diundur pada 13 September 1899. Tetapi ini juga belum siap. Akhirnya, setelah mengalami dua kali penundaan, peletakan batu pertama dilakukan secara resmi pada 17 September 1899. Dokumen peletakan batu pertama tertanggal 17 September 1899 ditandatangani oleh 13 orang, yaitu: Pastor Paroki bersama 4 pastor yang lain (P.J. van Santen, F.J. Ellerbeck, H. Fisscher, Nolthenius de Man, N. Visser ), Dewan Paroki 4 orang (P.H. Coors, F. van der Mendens, C. Welter, G. van Traken), Gubernur Provinsi (H.W. van Ravenswaag), Pimpinan Militer (A.W.G. Schener), Asisten Residen (diwakili oleh Thomas C), dan Arsitek (W. Westmaas). Berikut adalah copy manuskrip peletakan batu pertama tertanggal 17 September 1899:





Terjemahan Naskah 

"Deskripsi Singkat Pembangunan Gereja Katolik Roma yang Baru di Surabaya”

1) Gereja lama, yang dibangun pada tahun 1822 sudah perlu sekali untuk diganti dengan bangunan gereja yang baru, terutama setelah Juni 1867 ketika terjadi gempa bumi yang besar di Jawa Tengah. Gempa tersebut telah mengakibatkan bangunan gereja mengalami retak-retak horisontal sepanjang pintu jendela; tetapi setelah dipasang penyangga-penyangga dari besi, gereja masih bisa digunakan.

2) Mencari sebidang lahan untuk dibeli. Keputusan Pemerintah nomor 28 tertanggal 4 Pebruari 1889 menyatakan bahwa ijin diberikan untuk membeli sebidang lahan baru.

3) Tidak lama setelah lahan tanah dibeli, muncullah masalah-masalah teknis yang luar biasa, yang pada dasarnya menimbulkan keraguan mengenai kondisi bawah tanah lahan yang telah dibeli itu apakah cukup stabil untuk menyangga sebuah bangunan gereja yang cukup besar. Di beberapa titik lokasi dilakukan pengujian beban, tetapi hasilnya tidak memberi harapan. Hal ini mengakibatkan kekecewaan orang-orang karena menyadari bahwa pembangunan tertunda-tunda terus. Akhirnya dilakukan sebuah percobaan dengan menanamkan pipa-pipa besi. Lalu menjadi jelas, walau tak seorang pun mengharapkan, bahwa 16 meter di bawah permukaan tanah terdapat lapisan tanah yang cukup stabil untuk menyangga bangunan yang diharapkan. Melihat kenyataan itu maka sebuah rencana proyek dibuat pada tahun 1890 untuk membangun gedung gereja baru. Dalam proyek ini orang mempertimbangkan kebutuhan untuk menggunakan tiang-tiang pancang sebagai pondasi bangunan gereja. Mengenai cara bagaimana tiang-tiang pancang ini ditanamkan ke dalam tanah, terdapat banyak pendapat yang berbeda di kalangan ahli, dan karena itu permulaan untuk pekerjaan konstruksi tertunda-tunda terus.

Pada sekitar bulan September 1898 negosiasi-negosiasi mulai dilakukan oleh dewan pengurus gereja dengan arsitek W. Westmaas di Semarang. Rancangan proyek yang dibuat pada tahun 1890 oleh Kaelswit disusun lebih teliti lagi oleh W. Westmaas. Rancangan utama tetap, namun banyak detil yang perlu diubah. Setelah pembicaraan-pembicaraan yang lebih rinci dengan dewan pengurus gereja, maka sebuah kontrak ditulis, dimana arsitek W. Westmaas ditugaskan untuk membangun gedung gereja baru.

Setelah banyak gambar detil siap, mulailah dilakukan penggalian tanah pada 5 April 1899, dan pada 12 April setelah sebagian tanah disingkirkan tiang pancang pertama ditanamkan ke dalam tanah. Ketika tiang-tiang pancang ditanamkan ke dalam tanah, terbuktilah kebenaran hasil percobaan yang dilakukan sebelumnya dengan menancapkan pipa-pipa besi, karena semua tiang pancang setelah mencapai kedalaman 16 atau 17 meter di bawah permukaan tanah barulah menjumpai lapisan tanah yang keras. Untuk seluruh operasi pemancangan 709 tiang digunakanlah kayu galam. Kayu-kayu itu didatangkan dari Kalimantan. Tiang pancang terakhir ditanamkan ke dalam tanah pada 15 Juli. Dengan segera diletakkanlah di atasnya lantai pondasi berupa lapisan batu padas. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1899 secara meriah dan dihadiri oleh banyak pihak tanah diberkati dan diletakkanlah batu pertama bersama kotak berisi naskah dokumen mengenai pendirian gereja.

Sementara bagian-bagian yang diukir dan dipesan di Eropa didatangkan kemari, tiang-tiang penyangga didirikan, dan penyusunan batu bata dilangsungkan. Seluruh bangunan dibuat dengan batu bata, di bagian luar warna alami dari batu bata dipertahankan; bagian dalamnya diplaster dan dicat warna kalkarium yang berbeda-beda. Bingkai jendela, jendela, pintu, atap dan menara terbuat dari kayu jati dan dikerjakan di lokasi pembangunan gereja; atap dan menara ditutupi dengan sirap dari kayu besi. Bagian-bagian yang dari besi untuk penahan dan semacamnya dikerjakan di lokasi, sementara itu hiasan-hiasan dari besi, kunci dan engsel, kandeliar gas dan menara di buat di Eropa; lantainya dibuat dengan ubin mosaik Eropa.

Panjang axis di dalam gereja adalah 47,60 meter, lebar rentang salibnya 30,70 meter, dan lebar transep-nya 12,70 meter. Tinggi dari lantai sampai bubungan gereja adalah 17,40 meter; puncak dari bubungan setinggi 21 meter dari lantai, dimana dua salib yang terpancang di atas dua menara menjulang sekitar 40 meter dari tanah. Kubah di dalam gereja merupakan kubah barel, yang berpotongan dengan busur dan tulang rusuk diagonal dan menjadi tampak seperti sebuah kubah salib. Langit-langit di atas panti imam dibentuk seperti sebuah kubah bintang, dan bagian terendah dari menara-menara, yang ruangnya dirancang sebagai kapel pembaptisan, memiliki kubah-kubah salib kecil. Di menara-menara digantungkan tiga (3) lonceng, yang salah satunya dalam hari-hari ini akan dihubungkan dengan jam yang akan tiba dari Eropa.

Seluruh bangunan dirancang sebagai sebuah bangunan bergaya gotik, dalam bentuk yang sederhana; perabotan di dalam gereja seperti bangku-bangku, ornamen-ornamen gas dan sebagainya dibuat dalam bentuk yang serupa.


Sumber: Manuskrip Kepanjen “Korte omschrijving van de stichting de nieuwe Roomsch Katholieken Kerk te Soerabaja”.
Penterjemah: Ev. E. Prasetyo CM, dengan bantuan Henk Hippolyte de Cuijper CM.
Tianjin, 10 September 2013


No comments:

Post a Comment