Saturday, September 12, 2015

Manuskrip Peresmian Gereja di Surabaya 1822


Manuskrip:
"Soerabaija 22 Maart 1822"




Catatan Tentang Manuskrip 
"Surabaya, 22 Maret 1822"

Manuskrip berbahasa Belanda tertanggal “Soerabaija, 22 Maart 1822” ini berupa tulisan tangan pada kertas berukuran folio sepanjang 1,5 halaman (1 lembar bolak balik). Isinya semacam laporan (reportase) peresmian dan pemberkatan gedung gereja Katolik di Roomsche Kerkstraat (sekarang Jl. Cendrawasih) Surabaya pada 22 Maret 1822 oleh Pastor Prinsens dari Semarang, dan dihadiri oleh para pejabat sipil dan militer. Ditulis juga pujian terhadap peran Pastor Waanders yang turut membantu para korban wabah kolera pada tahun 1821 dengan mengijinkan bangunan gereja yang belum jadi dipakai sebagai rumah sakit darurat.

Reportase peresmian gereja tersebut rupanya diterbitkan dalam Bataviasche Courant pada 30 Maret 1822, sebagaimana dikutip oleh Van den Velde (1908:29). Di kemudian hari Karl Steenbrink (2003: Vol.I, 13) juga menggunakan kutipan yang dibuat oleh Van den Velde untuk melukiskan keadaan gereja di Surabaya pada awal abad ke-19.

Setengah halaman terakhir pada manuskrip tersebut merupakan catatan orang berbeda (bernama G. Hageman) mengenai para pastor yang bertugas di Stasi Surabaya sejak Pastor H. Waanders (1809-1827) sampai Pastor A.G. Terwindt (1869), sebanyak 18 orang pastor. 


Terjemahan Naskah

Surabaya, 22 Maret 1822

Hari ini berlangsung peresmian yang meriah gedung baru Gereja Katolik Roma yang pembangunannya telah dirampungkan beberapa waktu lalu. Bangunan Gereja Katolik Roma ini, yang berhasil dibangun berkat usaha keras Pastor Waanders dan berkat sumbangan yang dikumpulkan dari warga yang sangat bermurah hati di daerah ini, mempunyai daya tarik khusus karena sederhana, tetapi sekaligus efisien dan cantik. Para tukang bangunan pantaslah mendapat penghargaan atas karya mereka ini.

Sejumlah undangan yang hadir dalam peresmian ini, bersama dengan para pejabat sipil dan militer dari detasemen infantri, sebagian besar merupakan umat beragama lain. Hal ini membuktikan bahwa prasangka mengenai kebiasaan-kebiasaan telah makin tersingkir oleh Pencerahan, karena sikap dan rasa hormat yang tampak secara umum membuat peresmian ini berlangsung layaknya upacara kenegaraan.

Selama misa yang dipimpin oleh Rm. Prinsens, pastor Semarang, sejumlah nyanyian dan iringan instrumen-instrumen musik, yang disesuaikan khusus untuk peristiwa ini, dibawakan oleh para amatir dengan keagungan cita rasa seni.

Di atas altar yang didirikan sesuai dengan kebiasaan Gereja Katolik Roma ditempatkanlah sebuah lukisan menggambarkan Kristus dalam ukuran natural mati di kayu salib, yang dikerjakan oleh I.C. Schmidtz, seorang pegawai jawatan Insinyur Kerajaan. Pelukis ini pantas dihargai karena ukuran karya lukis dan keberhasilannya. Yang tak kalah menariknya ialah piala emas, yang diukir dengan kata-kata: “Sembah Bakti dan Syukur, Surabaya 1821”. Piala ini merupakan hadiah dari penduduk Surabaya untuk pastor Waanders karena pelayanan dan jasa yang ia lakukan bagi banyak orang, khususnya para tentara, pada waktu berkecamuk wabah kolera. Pada waktu itu dia merelakan bangunan gereja, yang masih belum rampung dikerjakan itu, untuk digunakan sebagai rumah sakit. Dia juga menghibur dan menyemangati orang-orang yang menderita karena terjangkit kolera.

Sesudah misa Rm. Waanders naik ke mimbar dan berbicara dengan fasih dari sudut pandang agama dan kemasyarakatan mengenai arti penting hadirnya bangunan gereja ini, yang secara khusus didedikasikan bagi agama katolik. Kemudian pada kesempatan ini ia juga menyampaikan terima kasih atas kebaikan dan bantuan Gubernur Jenderal yang telah mengabulkan pendirian bangunan gereja ini, khususnya karena telah memberikan sebidang tanah beserta beberapa bangunan tua di atasnya. Oleh karena hal itulah maka pembangunan gereja dapat terwujud sesuai yang direncanakan. Ia mengakhiri kata-katanya dengan doa memohon berkat Tuhan bagi gereja ini, juga bagi kesejahteraan Nederland dan tanah-tanah jajahan, dan bagi pemerintah.


Sumber: Manuskrip Kepanjen "Surabaya, 22 Maret 1822"
Penterjemah: E. Prasetyo, C.M dengan bantuan Henk Hippolyte de Cuijper, C.M.
Surabaya, 10 Januari 2014


Foto Gereja Pertama di jalan yang pada waktu itu bernama Roomsche Kerk Straat. Foto ini tersimpan dalam koleksi TROPENMUSEUM.

De eerste Roomsche Katholieke Kerk te Soerabaia te Krambangan.jpg
Sumber: 

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Straatgezicht_met_de_rooms-katholieke_kerk_Soerabaja_TMnr_60015926.jpg (700 × 517 pixels, file size: 73 KB, MIME type: image/jpeg)
Description COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatgezicht met de rooms-katholieke kerk Soerabaja TMnr 60015926.jpg
English: Street view with the roman catholic church
Nederlands: Foto. Straatgezicht met de rooms-katholieke kerk, Soerabaja
Date 1870-1891
Author: H. Salzwedel (Fotograaf/photographer).



Foto Gereja Pertama di Roomsche KerkStraat dalam Koleksi KITLV


Metadata

  • Title Rooms-Katholieke kerk in de Roomsche Kerkstraat te Soerabaja
  • Image code 100920
  • Albumnumber 698
  • Artist Olland, W.J.
  • Date Circa 1870
  • Object type Foto
  • Additional 'Bijeengebragt door P. Harting, oud Oost-Indisch ambtenaar, opgedragen uit hoogachting aan D. de Wilde, 1877.' Het album is samengesteld naar aanleiding van het overlijden van de fotograaf W.J. Olland. Naar aanleiding hiervan heeft samensteller P. Harting voorin een persoonlijke opdracht geschreven aan, vermoedelijk, de schoonzoon van fotograaf Olland, dhr. D. de Wilde. Oude albumnrs K 56 en 3/135.
  • Collection Grijns, C.D.
  • Provenance Grijns, C.D.
  • Provenance type Schenking
  • Acquisition date 1952-03
  • Size 9,5x13,5cm
  • Old signature 414/11311/3.135.25



No comments:

Post a Comment