Saturday, September 12, 2015

Sumber-Sumber Sejarah Gereja Katolik Surabaya Abad 19


KOMENTAR ATAS REFERENSI ATAU BUKU SUMBER
SEJARAH GEREJA KATOLIK DI KOTA SURABAYA ABAD KE-19

SUMBER-SUMBER PRIMER
Arsip Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya

Arsip-arsip yang berupa buku-buku kuno ini merupakan dokumen yang amat berharga secara historis. Buku Induk Baptis (sejak 1810) selalu tersimpan dalam arsip Kantor Paroki. Sementara, 5 buku arsip (Notulen dan Korespondensi) ditemukan lagi baru sekitar Agustus 2008 di antara buku-buku kuno yang tersimpan di perpustakaan pastoran Kepanjen (lih. http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=24133). Keadaan buku-buku lama ini sangat menyedihkan, perlu perawatan ekstra dan usaha penyelamatan, sebelum rusak.

I. Buku Induk Baptis Gereja (REGISTRUM Baptismale) 1810-1905



Buku I: dari 1810/12 (Des 1810) 1 s/d tgl 7 Nov 1847; no 1 s/d no 820
Buku II: dari tgl 22 Maret 1848 s/d tgl 15 Okt 1862; no 1 s/d no 1543
Buku III: dari tgl 15 Okt 1862 s/d tgl 28 Des 1868; no 1544 s/d no 2459
Buku IV: dari tgl 14 Jan 1869 s/d tgl 1 Des 1874; no 2460 s/d no 3578
Buku V: dari tgl 7 Feb 1875 s/d tgl 22 Mar 1880; no 3579 s/d no 4974
Buku VI: dari tgl 24 Mar 1880 s/d tgl 24 Feb 1885; no 4975 s/d no 6337
Buku VII: dari tgl 22 Feb 18852 s/d tgl 1 Juni 1890; no 6338 s/d no 8092
Buku VIII: dari tgl 1 Juni 1890 s/d tgl 14 Mei 1896; no 8093 s/d no 10000
Buku IX: dari tgl 17 Mei 1896 s/d tgl 6 Sep 1905; no 1 s/d no 2502
JUMLAH TOTAL YANG DIBAPTIS 1810-1905: 13.322


II. Buku Notulen Gereja 1826-1936
 





Buku dengan tulisan tangan ini merupakan kumpulan notulen rapat “Kerk en Arm Bestuur” (Dewan Pengurus Gereja dan Amal). Dari buku ini dapat diketahui bahwa rapat Dewan Paroki dan Keuangan dilakukan secara rutin dua kali sebulan, minimal sebulan sekali. Perlu diingat, segala urusan keuangan paroki harus dipertanggungjawabkan kepada pemerintah. Pastor Paroki selalu memimpin rapat dalam kedudukan selaku “president”. Dari notulen ini kita juga mengetahui pergantian pastor paroki.
Buku I: dari tanggal 29 Mei 1826 s/d tanggal 18 April 1849
Buku II: dari tanggal 4 Pebruari 1852 s/d tanggal 12 Pebruari 1871
Buku III: dari tanggal 6 Pebruari 1874 s/d tanggal 22 Oktober 1936

Catatan:
Rapat 29 Mei 1826 s/d 5 Pebruari 1827 dipimpin oleh Pastor H. Waanders
Rapat 5 Maret 1827 meskipun dihadiri “president” (pastor paroki), tetapi notulen ditandatangani oleh Kerkmeester J.B. van de Velde dan Secretaris Halewyn.
Rapat 2 April 1827 s/d 20 Maret 1844 dipimpin oleh Pastor A. Thijssen
(April-Nopember 1844 tidak ada notulen rapat)
Rapat 8 Desember 1844 dan 23 Pebruari 1845 dipimpin oleh Pastor J.A. van Dijk
(Maret-Juli 1845 tidak ada notulen rapat)
Rapat 24 Agustus 1845 dan 30 September 1845 dipimpin oleh Pastor H.J. Cartenstadt
(Oktober 1845 s/d Maret 1848 tidak ada notulen rapat)
Rapat 12 April 1848, 6 September 1848, 18 April 1849  s/d 1 April 1856 dipimpin oleh Pastor N. Moonen
Rapat 14 Mei 1856 s/d 21 Juli 1859 dipimpin oleh Pastor C.J.H. Franssen
Rapat 23 Agustus 1859 dipimpin oleh Pastor M. van den Elzen SJ

Catatan: Kekosongan notulen, dapat diartikan tidak ada rapat, dan dapat dikaitkan dengan masalah kehadiran pastor. Mungkin dapat dikaitkan dengan “masalah internal dan suspensi, serta Grooff’s Affair” sebagaimana dicatat oleh Boelaars, Hasto, dan Heuken. Tentang rincian Grooff Affair bisa dibaca pada catatan biografis Mgr. James Grooff (Nieuw Nederlandsch biografisch woordenboek. Deel 7. www.dbnl.org/tekst/molh003nieu07_01/molh003nieu07_01-x9.pdf).


Pada tahun 1933 buku Notulen diberi bermeterai oleh notaris. Pada halaman pertama Notulen III (1874-1936) tertempel tanda terima pembayaran meterai tersebut: “Ter voldoening van zegelrecht gehecht aan een notulen boek der te Soerabaia gevestigde vereeniging Vereeniging van het Roomsch Katholiek Kerk en Armbestuur aan vangende den zesden Februari achttien honderd vier en zeventig door mij Jan Willem Bek, krachtens beschikking van den Directeur van Justitie dedato vijftien Juli negentien honderd een en dertig nomero B 11/7/14, tijdelijk vervangend notaris te Soerabaia. Soerabaia, 17 Juli 1933” (Untuk membayar meterai yang menempel pada buku notulen dari Lembaga Gereja Katolik Roma di Surabaya pada enam Februari seribu delapan ratus tujuh puluh empat oleh saya Jan Willem Bek, di bawah perintah Direktur Kehakiman tertanggal 15 Juli seribu sembilan ratus tiga puluh dengan nomor B 11/7/14.  Notaris  pengganti sementara Surabaya. Surabaya, 17 Juli 1933)


III. Buku Korespondensi Gereja 1845-1894
 




Buku dengan tulisan tangan (manuskrip) ini merupakan catatan mengenai surat-surat keluar yang dibuat oleh Kerk en Arm Bestuur. Kepengurusan Gereja (Roomsch Katholijke Gemeente Soerabaia) dilaporkan dengan lengkap sejak 1848. Dari tandatangan yang terdapat pada setiap catatan surat dapat diketahui siapa ketua dan sekretaris “dewan paroki” pada waktu itu.
Buku I: dari tanggal 25 Juli 1845 s/d tanggal 11 Desember 1854
Buku II: dari tahun 1855 s/d tanggal 26 Maret 1894



IV. Berbagai Manuskrip Kepanjen



1) Manuskrip Pemberkatan Gereja di Roomsch Kerk Straat Soerabaia 22 Maret 1822
2) Manuskrip “Synopsis Historiae Missionis Indianae 1546-1859”
3) Arsip “Ordinationes Pro NN in Missione Ind. Orient. Neerl. Degentibus Sept 1870” (Berisi 12 korespondensi antara Provinsial Yesuit Lud. van Gulick SJ dengan para misionaris di Hindia Belanda 1859-1870)
4) Manuskrip “Historia Domus Stationis Soerabaiae” (1810-1886)
5) Manuskrip “Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890” (Merupakan penulisan kembali “Historia Domus Stationis Soerabaiae” dengan penambahan tahun-tahun terakhir. Daftar para imam yang dicatat dalam manuskrip ini sangat lengkap)
6) Manuskrip “Historia Domus Stationis Maumeriae” (1874-1878)
7) Manuskrip “Litterae Annuae Stationes Maumeriae” (1875-1880)
8) Manuskrip “Elogium Past. Gerard Kusters” dan “Elogium Past. Jacobi Kraagvangen”
9) Manuskrip kumpulan 3 buah arsip surat keterangan tanah gereja tertanggal 14 Juni 1887, 27 Oktober 1900, dan Sertipikat Tanah dari Departemen Agraria tahun 1968.
10) Manuskrip “Nota de grondborengen” (Maret 1890)
11) Manuskrip Jurnal pengujian beban atas tanah di situs gereja, “Journal v/d Bouw RK Kerk te Soerabaja” (16 Juli – 22 Oktober 1890)
12) Manuskrip “Nota Tentang Pengujian Beban Atas Tanah di Situs Gereja” (30 Okt 1890)
13) Manuskrip surat “de grondborengen en fundering” (1 Mei 1891)
14) Manuskrip Surat “de Kwestie der fundering voor de RK Kerk” (9 Sep 1893)
15) Manuskrip Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja di Tempelstraat (Jl. Kepanjen), terdiri atas 3 dokumen: 1) Draf I Dokumen Peletakan Batu Pertama tanggal 16 Agustus 1899 (Dutch, tanpa tandatangan); 2) Draf II Dokumen Peletakan batu Pertama tanggal 13 September 1899 (Latin, tanpa tandatangan); 3) Dokumen Peletakan Batu Pertama tanggal 17 September 1899 (Latin, dengan 13 tandatangan). Catatan: Dari arsip-arsip tersebut mungkin dapat dijelaskan bahwa semula peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja di Tempelstraat direncanakan untuk dilakukan pada 16 Agustus 1899. Namun rupanya belum siap, dan diundur pada 13 September 1899. Tetapi ini juga belum siap. Akhirnya, setelah mengalami dua kali penundaan, peletakan batu pertama dilakukan secara resmi pada 17 September 1899. Dokumen peletakan batu pertama tanggal 17 September 1899 ditandatangani oleh 13 orang, yaitu: Pastor Paroki bersama 4 pastor yang lain (P.J. van Santen, F.J. Ellerbeck, H. Fisscher, Nolthenius de Man, N. Visser ), Dewan Paroki 4 orang (P.H. Coors, F. van der Mendens, C. Welter, G. van Traken), Gubernur Provinsi (H.W. van Ravenswaag), Pimpinan Militer (A.W.G. Schener), Asisten Residen (diwakili oleh Thomas C), dan Arsitek (W. Westmaas).
16) Manuskrip “Journaal van den Bouw der RK Kerk te Soerabaija 4 April 1899 - 5 Aug 1900” (de Bouwmeester Westmaas, Augustus 1900)
17) Manuskrip “Karte Omschrijving van de Stichting der nieuwe RK Kerk te Soerabaja” (Manuskrip ini merupakan gambaran rinci mengenai hal-hal yang perlu diketahui mengenai gedung gereja baru yang dibangun di Tempelstraat)
18) Manuskrip “Staat van inkomsten en uitgaven van het hulpfonds v/d h. Vincentius a Paulo voor de verplaging der weezen van 1875 tot 1902” (Merupakan laporan keuangan organisasi dana bantuan Santo Vincentius a Paulo. Dipaparkan juga secara ringkas sejarah pendirian dan perkembangan organisasi ini sejak 2 Mei 1858).
19) Manuskrip kumpulan 12 korespondensi organisasi dana bantuan Santo Vincentius a Paulo dari tahun 1902 sampai 1908 dengan Residen Soerabaja, dengan Departement van Onderwijs, Eeredienst en Nijverheid, dan dengan Gubernur Jenderal. Termasuk di dalamnya, manuskrip surat berupa laporan keuangan 1875-1902 yang ditujukan kepada Residen Soerabaja (No.14, 25 Mei 1903)


V. Gambar Arsitek Bangunan Gereja
1) Gambar arsitek W. Westmaas, tertanggal Maret 1899, satu lembar, kertas berwarna biru
2) Gambar arsitek Henri Estourgie, tertanggal Agustus 1949, dua lembar, kertas berwarna biru dan kertas kotak-kotak berwarna putih


SUMBER-SUMBER TULISAN LAIN

1. G.H. von Faber. Oud Soerabaia: De Geschiedenis Van Indie’s Eerste Koopstad Van De Oudste Tijden Tot De Instelling Van Den Gemeenteraad. Soerabaia: Gemeente Soerabaia, 1931, Negende Afdeling, Hoofdstuk Vier “Het Roomsch-Katholicisme”, p.300-308.
a. Ini adalah buku sejarah Surabaya lama dan sekitarnya. Di dalamnya banyak sekali ilustrasi dan foto orang, daftar nama pejabat dan masyarakat, serta beberapa tabel. Bidang yang dibahas pun cukup luas. Ada soal pemerintahan, pertanian, musik/tonil, pers, militer, industri, gereja Katolik, dan masih banyak lagi. Buku ini sekarang (menurut Jawa Pos 20 Mei 2010) sedang diterjemahkan oleh Eddy Emmanuel Samson, bekerjasama dengan Oei Hiem Hwie, pemilik perpustakaan Medayu Agung.
b. Ringkasan terjemahan halaman 300-308 untuk penyusunan Sejarah Keuskupan Surabaya ditulis dengan mesin ketik dalam bentuk makalah di bawah judul “Misi Gereja Katolik di Surabaya” sepanjang 4 halaman folio (yang dalam arsip propinsialat CM menjadi bagian dari kumpulan arsip sejarah Keuskupan Surabaya dan diberi nomor halaman 123-126 dengan tulisan tangan). Ringkasan terjemahan ini rupanya menjadi sumber penulisan bagian Pengantar “Gereja Katolik Roma di Surabaya” (lih. SPKS II-A, hal. 13-25), termasuk sejumlah foto juga diambil dari buku ini.
c. Koreksi: 1) Dalam Ringkasan pada hal. 125 tertulis “Pada tanggal 28 Mei 1826 tibalah pastor Martinus Van den Elzen dengan 4 orang broeder dari Kongregasi St. Aloysius dari Gonzaga… Para broeder ini mengabdikan diri di bidang pendidikan kaum muda. Tempatnya di bruderan Kepanjen Surabaya (sekarang frateran)… Khusus untuk pendidikan anak-anak pemudi ditangani oleh para suster Ursulin di susteran Kepanjen (sekarang untuk suster-suster Santa Perawan Maria)”. Mestinya, kedatangan para broeder tahun 1862 (mungkin salah ketik), sementara pastor Martinus van den Elzen sudah tiba di Surabaya pada tahun 1859. Bruderan pertama (1862) terletak di susteran SPM sekarang, sementara susteran Ursulin pertama (1863) terletak di Frateran sekarang. 2) Pada hal. 126 ditulis bahwa sekolah Ursulin yang pertama dibuka pada tanggal 3 Nopember 1863. Kiranya lebih masuk akal kalau tanggal 3 Nopember 1864 (SPKS II-A, hal.117; Hasto, hal.56), mengingat bahwa para suster Ursulin baru tiba di Surabaya pada 14 Oktober 1863 dan belum punya rumah.


2. John Tondowidjojo CM. Sejarah Perkembangan Keuskupan Surabaya. Surabaya: Sanggar Bina Tama, 2000, jilid I, hal.9-30
a. Hal. 11-12: Revolusi Perancis dan pengaruhnya terhadap pewartaan iman di Hindia Belanda pada Abad XIX
b. Koreksi hal.11: Ditulis bahwa pendirian Prefektur Apostolik Batavia terjadi pada masa Paus Pius VIII (1829-1830). Seharusnya Paus Pius VII (1800-1823).
c. Hati-hati hal.14: Ditulis adanya semacam “catatan” tentang Vikariat Apostolik Batavia di Propaganda Fide bertanggal 12 Januari 1866. Ditulis, “Mgr.PM Vrancken SJ menyatakan tentang stasi yang ke lima, yaitu Surabaya dan sekitarnya.” (diberi catatan kaki no.17, diambil dari buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia karangan Dr. MPM Muskens Pr, Ende: 1974, Jilid II, hal.226). Seharusnya stasi yang ke tiga.
d. Pada hal.435-436 tercantum daftar para pastor Praja yang pernah berkarya di Keuskupan Surabaya. Hanya ada 1 pastor Praja Belanda dari abad XIX dicantumkan, yaitu Pastor Waanders (pada no. urut 62) yang ditulis lahir pada 1810 (?!). Sementara, Pastor Wedding (no. urut 61) yang juga ditulis lahir pada 1810 tidak pernah bertugas di Surabaya, meskipun tiba di Surabaya bersama Pastor Waanders pada 1810; sebab tidak lama kemudian dia segera berangkat untuk bertugas di Batavia/Jakarta. De facto, dalam kurun waktu 49 tahun (1810-1859) terdapat 9 pastor Praja Belanda, 1 pastor OFM, dan 1 pastor OFMCap (H. Waanders, A. Thijssen, A.D. Godhardt OFM, J.A. van Dijk, H.J. Cartenstat, B. Kerstens, P.N. Sanders, N. Moonen, M. Kooij OFMCap, C. de Hesselle, C.J.H. Franssen) pernah bertugas di Surabaya sebelum digantikan oleh para pastor Yesuit pada tahun 1859.


3. John Tondowidjojo CM. Sejarah Perkembangan Keuskupan Surabaya. Surabaya: Sanggar Bina Tama, 2001, jilid II-A, hal. 12-130
a. Hal. 16-17, ditulis dengan sistematika yang kurang urut: Kedatangan 2 misionaris Belanda di Batavia pada 1808; Keputusan Gubernur Jenderal Daendels mengenai penggajian, tunjangan, dan 7 pastor yang akan diangkat di Jawa dan Makassar; Kedatangan 2 rohaniwan di Surabaya pada 12 Juli 1810; Usaha pembangunan dan pemberkatan gereja “yang terletak di ujung Jl. Gereja Roma di pojok Taman Komedi” pada 22 Maret 1822; Gambaran deskriptif tentang gereja, terutama lukisan di atas altar dan piala bergravir hadiah dari warga Surabaya, serta bejana permandian; Keadaan bangunan gereja pada tahun 1867 akibat gempa.
b. Hal. 19-25: Mulainya karya pendidikan dengan kedatangan 4 bruder CSA pada 28 Mei 1862; Kisah seorang protestan yang ingin menyerahkan rumahnya untuk tempat tinggal suster yang akan tiba dan penyambutan para suster Ursulin yang tiba pada 14 Oktober 1863; Kondisi gedung gereja dan keputusan untuk membangun gereja baru; Pemberkatan gedung gereja baru yang diberi nama “Kelahiran Santa Perawan Maria” pada 5 Agustus 1900 jam 8 pagi dan suasana misa; Pendirian rumah yatim piatu St. Vincentius a Paulo di Weesthuis straat pada 1856, yang kemudian dipindahkan ke Gatotan pada akhir abad 19.
c. Hal. 38-39: Tentang Rm. Joannes Baptista Palinckx, SJ
d. Hal. 50: Tentang Rm. Petrus Jacobus van Santen, SJ
e. Hal. 96-130: Sejarah Singkat Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria (beberapa data pada hal. 96-97 bermasalah); Para Suster Ursulin Angkatan Pertama di Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, pembelian hotel “Commerce” dan pembukaan sekolah-sekolah pertama; Para Bruder St. Aloysius Angkatan Pertama di Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria.


4. Dr Huub JWM Boelaars, OFM Cap. Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia. Penerjemah: R Hardawiryana, SJ. Yogyakarta: Kanisius, 2005, hal. 67-90. (Buku ini merupakan terjemahan dari disertasi program doctoral di Universitas Katolik Brabant 1991)
a. Protestantisasi dan Kaisaropapisme (1600-1850): di jaman VOC, sebagaimana ketentuan undang-undang di negeri Belanda, agama katolik sama sekali dilarang, dan mereka yang sudah dibaptis oleh misionaris Portugis dan Spanyol digabungkan ke dalam Gereja “gereformeerd” (Reformasi). Baru pada 1807, pada masa Lodewijk Napoleon menjadi raja Kerajaan Belanda, kebebasan beragama dimaklumkan dan monopoli Kalvinisme berakhir. Tetapi pelaksanaan kebebasan beragama itu diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh pemerintah.
b. Dari Reksa Jiwa di Seberang Laut ke Permulaan Misioner
c. Pembagian Wilayah Gerejawi di Hindia Belanda: Peta Gereja Indonesia 1990


5. Christophorus. Sejarah Perkembangan Kongregasi Bruder-Bruder Santo Aloysius. Surabaya: Sanggar Bina Tama, 2005, Jilid 2, hal.378-394
Merupakan terjemahan “buku harian dari Institut Saint Josef” mulai 18 Nopember 1861 hingga 21 Oktober 1863, yang berisi catatan-catatan antara lain: Kedatangan di Surabaya pada 28 Mei 1862; Pembukaan dan Perkembangan Sekolah pada Juli-Oktober 1862; Penyusunan Kontrak hubungan antara sekolah dan pastoran menyangkut keuangan.

6. Adolf Heuken SJ. 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta. Jakarta: CLC, 2007, hal.49-56
Buku ini memberikan gambaran lebih jelas mengenai latar belakang dan siapa yang berperan penting dalam pengiriman misionaris ke Hindia Belanda pada awal abad XIX, serta keterbatasan kewenangan Prefek Apostolik Batavia.
a. Peran wakil-superior Misi Belanda, Mgr. Ciamberlani dan Aartspriester Nikolas Pas, terhadap pengiriman misionaris ke Hindia Belanda
b. Prefektur Apostolik Batavia di bawah kewenangan “Zending Belanda”
c. Kewenangan Penuh Pemerintah Kolonial: Prefek hanya dianggap sebagai “pastor kepala Batavia” dan bukan superior atas pastor-pastor lain
d. Kewajiban mempertanggungjawabkan segala urusan keuangan paroki kepada Pemerintah


7. F Hasto Rosariyanto SJ. Van Lith, Pembuka Pendidikan Guru di Jawa; Sejarah 150 th Serikat Jesus di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma, 2009, hal.18-105. (Buku ini merupakan disertasi program doctoral di Universitas Gregoriana Roma)
a. Perubahan politik di Eropa dan negeri Belanda akibat Revolusi Perancis 1789 dan pengaruhnya di Hindia Belanda, Masa akhir VOC di Hindia Belanda
b. Pendirian dan Keadaan Prefektur Apostolik Batavia (1807-1842): Relasi Gereja Katolik dan Pemerintah, Konflik Internal Gereja Katolik, Perubahan status menjadi Vikariat Apostolik, Konflik Kekuasaan (Grooff’s Affair), Nota der punten, Persoalan personel dan kelanjutan misi
c. Masa awal misi Yesuit di Vikariat Apostolik Batavia. Dari tahun 1859 sampai tahun 1882 Surabaya merupakan pusat misi Yesuit, dimana para Superior Misi yang sekaligus berfungsi sebagai pastor stasi/paroki tinggal dan bertugas: Martinus van den Elzen 1859-1866, Joannes Franciscus van der Hagen 1866-1868, Arnoldus Gerardus Terwindt 1869-1882.
d. Gagasan membagi Vikariat Batavia sejak 1831

8. Catholic Church, Netherlands. Handboekje voor de zaken der Roomsch Katholijke eeredienst, Volume 1-4. Van Langenhuysen, 1846, p.75 (naamlijst)
Pada hal.75 buku ini terdapat daftar 20 nama para imam misionaris pertama yang bekerja di wilayah misi Hindia Belanda pada 1807-1845, disertai tanggal resmi surat keputusan kerajaan Belanda mengenai perutusan mereka.

9. Arnoldus J.H. van der Velden. De Roomsch-Katholieke missie in Nederlandsch Oost-Indië, 1808-1908: eene historische schets. Nijmegen: L.C.G. Malmberg, 1908.
Sejak 1892 ia bekerja di Hindia Belanda, dan pernah bertugas di Semarang (1892), Sumba (1893-1898), dan Flores (1898-1906, 1907-1918). Ia meninggal di Larantuka pada 1918.

10. Karel Steenbrink. Catholics in Indonesia 1808-1942: a documented history, Vol.I-II. Leiden: KITLV, 2007.
Pada Vol.I hal. 468-482 buku ini terdapat daftar nama para imam misionaris yang bekerja di wilayah misi Hindia Belanda pada 1808-1908 yang dikutip dari buku Van der Velden.


KOLEKSI PETA DAN FOTO SOERABAIA TEMPOE DOELOE

Peta Surabaya 1897
Map of Surabaya, Indonesia, from Guide to the Dutch East Indies by Dr. J.F. van Bemmelen and G.B. Hoover, Luzac & Co, London 1897. Courtesy of the Perry-Castañeda Library Map Collection, University of Texas at Austin.
http://www.lib.utexas.edu/maps/historical/soerabaja_1897.jpg

Peta Surabaya 1914
From "Indien: Handbuch Für Reisende" published by Verlag von Karl Baedeker, Leipzig, 1914.
http://www.lib.utexas.edu/maps/historical/baedeker_indien_1914/txu-pclmaps-soerabaja_1914.jpg

Dutch Colonial Maps: Royal Tropical Institute
Soerabaia 1825
Soerabaia 1867
Soerabaia 1905
Soerabaia 1935
http://www.kit.nl/smartsite.shtml?id=12227


David Rumsey Historical Map Collection
Carte des Indes et de la Chine. Dressee sur plusieurs relations particulieres rectifiee par quelques observations par Guillaume del'Isle de l'Academie Royale des Sciences. A Paris, chez l'Auteur sur le Quai de l'Horloge, avec Privilege pour 20. ans, 1705.
http://www.davidrumsey.com/luna/servlet/detail/RUMSEY~8~1~2910~300046:Carte-des-Indes-et-de-la-Chine--Dre?sort=Pub_Date%2CPub_List_No_InitialSort&qvq=q:World_Area=%22Asia%22+;sort:Pub_Date,Pub_List_No_InitialSort;lc:RUMSEY~8~1&mi=14&trs=351

KIT Library
We have one of the world's largest collections of scientific and popular books, periodicals, articles and maps concerning developing countries.
http://www.kit.nl/eCache/FAB/4/356.html

COLLECTIE TROPENMUSEUM
The collection of the Tropenmuseum in Amsterdam contains more than 300,000 objects and historical photographs.
Foto-foto Koleksi tersimpan dalam situs web Wikimedia Commons
http://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Roman_Catholicism_in_Indonesia

Website Djawa Tempo Doeloe oleh Priyambodo Prayitno
Berisi foto2 kartu pos dan sejarah nama jalan dan gedung-gedung. Terdapat 10 album Soerabaja Tempoe Doeloe:  Jembatan Merah, Aloon-Aloon, Petjinan, Kampung Arab, Gemblongan, Tunjungan, Tanjung Perak, Simpang, Jembatan Gubeng. Terdapat catatan-catatan penting pada masing-masing foto.
http://djawatempodoeloe.multiply.com/

SAWOONG: http://sawoong.com/
SAWOONG dilahirkan oleh beberapa kreator muda desain komunikasi visual yang dimotori Kuncarsono Prasetyo pada Desember 2007 di Surabaya.
Web, terutama pada facebook-nya, berisi kisah-kisah tentang Soerabaia tempo doeloe, dilengkapi dengan foto-foto: makam Peneleh, Kerajaan Soerabaia, asal-usul kampung-kampung, dll. Terdapat peta Soerabaia 1825 yang menunjukkan lokasi Kalisosok.
http://www.facebook.com/photo.php?pid=30882933&o=all&op=1&view=all&subj=46464066145&aid=-1&id=1569349983&oid=46464066145

School Bank
http://www.schoolbank.nl/scholen-in-plaats/indonesie/java/soerabaya/12893

Ev. E. Prasetyo, CM

No comments:

Post a Comment