Manuskrip:
"Soerabaija 22 Maart 1822"
"Soerabaija 22 Maart 1822"
Catatan
Tentang Manuskrip
"Surabaya, 22 Maret 1822"
Manuskrip
berbahasa Belanda tertanggal “Soerabaija, 22 Maart 1822” ini
berupa tulisan tangan pada kertas berukuran folio sepanjang 1,5
halaman (1 lembar bolak balik). Isinya semacam laporan (reportase)
peresmian dan pemberkatan gedung gereja Katolik di Roomsche
Kerkstraat (sekarang Jl. Cendrawasih) Surabaya pada 22 Maret 1822
oleh Pastor Prinsens dari Semarang, dan dihadiri oleh para pejabat
sipil dan militer. Ditulis juga pujian terhadap peran Pastor Waanders
yang turut membantu para korban wabah kolera pada tahun 1821 dengan
mengijinkan bangunan gereja yang belum jadi dipakai sebagai rumah
sakit darurat.
Reportase
peresmian gereja tersebut rupanya diterbitkan dalam Bataviasche
Courant pada 30 Maret 1822, sebagaimana dikutip oleh Van den Velde
(1908:29). Di kemudian hari Karl Steenbrink (2003: Vol.I, 13) juga
menggunakan kutipan yang dibuat oleh Van den Velde untuk melukiskan
keadaan gereja di Surabaya pada awal abad ke-19.
Setengah
halaman terakhir pada manuskrip tersebut merupakan catatan orang
berbeda (bernama G. Hageman) mengenai para pastor yang bertugas di
Stasi Surabaya sejak Pastor H. Waanders (1809-1827) sampai Pastor
A.G. Terwindt (1869), sebanyak 18 orang pastor.
Terjemahan
Naskah
Surabaya,
22 Maret 1822
Hari
ini berlangsung peresmian yang meriah gedung baru Gereja Katolik Roma
yang pembangunannya telah dirampungkan beberapa waktu lalu. Bangunan
Gereja Katolik Roma ini, yang berhasil dibangun berkat usaha keras
Pastor Waanders dan berkat sumbangan yang dikumpulkan dari warga yang
sangat bermurah hati di daerah ini, mempunyai daya tarik khusus
karena sederhana, tetapi sekaligus efisien dan cantik. Para tukang
bangunan pantaslah mendapat penghargaan atas karya mereka ini.
Sejumlah
undangan yang hadir dalam peresmian ini, bersama dengan para pejabat
sipil dan militer dari detasemen infantri, sebagian besar merupakan
umat beragama lain. Hal ini membuktikan bahwa prasangka mengenai
kebiasaan-kebiasaan telah makin tersingkir oleh Pencerahan, karena
sikap dan rasa hormat yang tampak secara umum membuat peresmian ini
berlangsung layaknya upacara kenegaraan.
Selama
misa yang dipimpin oleh Rm. Prinsens, pastor Semarang, sejumlah
nyanyian dan iringan instrumen-instrumen musik, yang disesuaikan
khusus untuk peristiwa ini, dibawakan oleh para amatir dengan
keagungan cita rasa seni.
Di
atas altar yang didirikan sesuai dengan kebiasaan Gereja Katolik Roma
ditempatkanlah sebuah lukisan menggambarkan Kristus dalam ukuran
natural mati di kayu salib, yang dikerjakan oleh I.C. Schmidtz,
seorang pegawai jawatan Insinyur Kerajaan. Pelukis ini pantas
dihargai karena ukuran karya lukis dan keberhasilannya. Yang tak
kalah menariknya ialah piala emas, yang diukir dengan kata-kata:
“Sembah Bakti dan Syukur, Surabaya 1821”. Piala ini merupakan hadiah dari
penduduk Surabaya untuk pastor Waanders karena pelayanan dan jasa
yang ia lakukan bagi banyak orang, khususnya para tentara, pada waktu
berkecamuk wabah kolera. Pada waktu itu dia merelakan bangunan
gereja, yang masih belum rampung dikerjakan itu, untuk digunakan
sebagai rumah sakit. Dia juga menghibur dan menyemangati orang-orang
yang menderita karena terjangkit kolera.
Sesudah
misa Rm. Waanders naik ke mimbar dan berbicara dengan fasih dari
sudut pandang agama dan kemasyarakatan mengenai arti penting hadirnya
bangunan gereja ini, yang secara khusus didedikasikan bagi agama
katolik. Kemudian pada kesempatan ini ia juga menyampaikan terima
kasih atas kebaikan dan bantuan Gubernur Jenderal yang telah
mengabulkan pendirian bangunan gereja ini, khususnya karena telah
memberikan sebidang tanah beserta beberapa bangunan tua di atasnya.
Oleh karena hal itulah maka pembangunan gereja dapat terwujud sesuai
yang direncanakan. Ia mengakhiri kata-katanya dengan doa memohon
berkat Tuhan bagi gereja ini, juga bagi kesejahteraan Nederland dan
tanah-tanah jajahan, dan bagi pemerintah.
Sumber:
Manuskrip Kepanjen "Surabaya, 22 Maret 1822"
Penterjemah:
E. Prasetyo, C.M dengan bantuan Henk Hippolyte de
Cuijper, C.M.
Surabaya,
10 Januari 2014
Foto Gereja Pertama di jalan yang pada waktu itu bernama Roomsche Kerk Straat. Foto ini tersimpan dalam koleksi TROPENMUSEUM.
De eerste Roomsche Katholieke Kerk te Soerabaia te Krambangan.jpg
Foto Gereja Pertama di jalan yang pada waktu itu bernama Roomsche Kerk Straat. Foto ini tersimpan dalam koleksi TROPENMUSEUM.
De eerste Roomsche Katholieke Kerk te Soerabaia te Krambangan.jpg
Sumber:
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Straatgezicht_met_de_rooms-katholieke_kerk_Soerabaja_TMnr_60015926.jpg
(700 × 517 pixels, file size: 73 KB, MIME type: image/jpeg)
Description
COLLECTIE
TROPENMUSEUM Straatgezicht met de rooms-katholieke kerk Soerabaja
TMnr 60015926.jpg
English:
Street view with the roman catholic church
Nederlands:
Foto. Straatgezicht met de rooms-katholieke kerk, Soerabaja
Date
1870-1891
Author: H. Salzwedel
(Fotograaf/photographer).
Foto Gereja Pertama di Roomsche KerkStraat dalam Koleksi KITLV
Metadata
- Title Rooms-Katholieke kerk in de Roomsche Kerkstraat te Soerabaja
- Image code 100920
- Albumnumber 698
- Artist Olland, W.J.
- Date Circa 1870
- Object type Foto
- Additional 'Bijeengebragt door P. Harting, oud Oost-Indisch ambtenaar, opgedragen uit hoogachting aan D. de Wilde, 1877.' Het album is samengesteld naar aanleiding van het overlijden van de fotograaf W.J. Olland. Naar aanleiding hiervan heeft samensteller P. Harting voorin een persoonlijke opdracht geschreven aan, vermoedelijk, de schoonzoon van fotograaf Olland, dhr. D. de Wilde. Oude albumnrs K 56 en 3/135.
- Collection Grijns, C.D.
- Provenance Grijns, C.D.
- Provenance type Schenking
- Acquisition date 1952-03
- Size 9,5x13,5cm
- Old signature 414/11311/3.135.25
No comments:
Post a Comment